Kalau biasanya sebuah lagu bisa bikin hati senang atau sedih, lagu
yang satu ini justru bikin merinding. Masih ingat dengan film Kuntilanak
yang dibintangi Julie Estelle? Dalam film itu, Samantha yang diperankan
oleh Julie memanggil kuntilanak dengan kidung Lingsir Wengi.
Sebenarnya, seperti apa sih cerita asli di balik nyanyian ini?
Lirik lagu Lingsir Wengi inilah yang disebut-sebut bisa memanggil roh gaib, termasuk kuntilanak. Konon, menurut beberapa orang saksi, saat mereka mendengar lantunan lagu Lingsir Wengi, tiba-tiba muncul sosok seorang nenek berambut panjang terurai dan berwajah pucat, yang sedang berjalan mendekati kita sambil terus menyanyikan lagu tersebut. Hiii...
Kabarnya, dulu Lingsir Wengi dijadikan lagu untuk berdzikir di malam hari. Selain itu, lagu ini dipercaya dapat menolak bala seperti santet, malapetaka, penyembuh penyakit, dan mempercepat datangnya jodoh. Namun, seiring berjalannya waktu, lagu Lingsir Wengi justru diartikan sebagai penanda datangnya makhluk halus, seperti kesaksian beberapa orang tadi.
Selain Lingsir Wengi, ada juga beberapa tembang atau lagu dalam tradisi Jawa yang membawa aura mistis. Seperti lagu Telutur yang biasanya dilantunkan untuk mengantar jenazah yang akan dikubur dan tembang Dolanan (lagu permainan) yang biasa dipakai untuk ritual permainan magis Jawa seperti jelangkung.
Namun tahukah anda, berdasarkan dari beberapa refensi yang Menjejak Dunia
dapatkan, ada beberapa kisah yang menjelaskan sebuah fakta bahwa
sebenarnya pada awal mulanya lagu Lingsir wengi ini tidaklah diciptakan
untuk hal-hal seperti yang sudah dijelaskan diatas. Beberapa kisah
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung Lingsir Wengi tersebut. Nama Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon. Namun menurut pengamat lainnya, menyatakan bahwa kata Kalijaga berasal dari bahasa arab yaitu “Qadli Dzaqa” yang berarti penghulu suci kesultanan.
2. Sarana Dakwah
Sunan Kalijaga sangat menyukai kesenian, sehingga beliau memakai kesenian sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya. Salah satunya yang beliau gunakan adalah kidung Lingsir Wengi tersebut yang berisi doa kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menciptakan baju takwa, perayaan sekatenan di Yogyakarta, dan lain-lain.
3. Lagu Gending Jawa
Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.
Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.
4. Lagu Tolak Bala
Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan solat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu. Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan.
Berikut lirik lagunya :
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet
Dalam Bahasa indonesia :
Menjelang malam, dirimu akan lenyap
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang dalam kemarahan besar
Jin dan setan yang kuperintah
Menjadi perantara
Untuk mencabut nyawamu
Salah arti
Penggunaan lagu Lingsir Wengi ini sebagai lagu latar dari film hantu Indonesia membuat makna lagu ini menjadikannya semakin salah arti dalam pandangan masyarakat luas, sehingga membuat para pendengar lagu tersebut menjadi ketakutan karena akan kedatangan makhluk gaib ketika mendengar Lingsir Wengi. Lagu Lingsir Wengi nyatanya tidak lain hanya lagu yang biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu pada zaman dulu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan. Nama lain dari Lingsir Wengi yaitu Kidung Rumekso Ing Wengi.
1. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung Lingsir Wengi tersebut. Nama Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon. Namun menurut pengamat lainnya, menyatakan bahwa kata Kalijaga berasal dari bahasa arab yaitu “Qadli Dzaqa” yang berarti penghulu suci kesultanan.
2. Sarana Dakwah
Sunan Kalijaga sangat menyukai kesenian, sehingga beliau memakai kesenian sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya. Salah satunya yang beliau gunakan adalah kidung Lingsir Wengi tersebut yang berisi doa kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menciptakan baju takwa, perayaan sekatenan di Yogyakarta, dan lain-lain.
3. Lagu Gending Jawa
Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.
Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.
4. Lagu Tolak Bala
Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan solat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu. Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan.
Berikut lirik lagunya :
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet
Dalam Bahasa indonesia :
Menjelang malam, dirimu akan lenyap
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang dalam kemarahan besar
Jin dan setan yang kuperintah
Menjadi perantara
Untuk mencabut nyawamu
Salah arti
Penggunaan lagu Lingsir Wengi ini sebagai lagu latar dari film hantu Indonesia membuat makna lagu ini menjadikannya semakin salah arti dalam pandangan masyarakat luas, sehingga membuat para pendengar lagu tersebut menjadi ketakutan karena akan kedatangan makhluk gaib ketika mendengar Lingsir Wengi. Lagu Lingsir Wengi nyatanya tidak lain hanya lagu yang biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu pada zaman dulu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan. Nama lain dari Lingsir Wengi yaitu Kidung Rumekso Ing Wengi.