Bab I
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Beberapa teori lokasi secara umum menggunakan
pendekatan estimasi biaya, memaksimalkan
laba, pendekatan pasar, dan daya tarik atau gravitasi. Berdasarkan
beberapa teori lokasi tersebut, maka kebijakan terkait dengan keputusan
pemilihan lokasi suatu kegiatan usaha diperlukan gabungan dari berbagai ilmu
pengetahuan dan disiplin ilmu serta dilakukan kajian terlebih dahulu secara
komperehensif.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini hanya dibatasi dalam beberapa
masalah, diantaranya :
·
Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan lokasi usaha
·
Bagaimana
mengembangkan model pemilihan lokasi usaha untuk kegiatan usaha sehingga lokasi
yang dipilih optimal dan secara ekonomi menguntungkan.
C.
MAKSUD DAN TUJUAN
Karya tulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional berisikan tentang tahap-tahap
yang perlu diperhatikan dalam penentuan sebuah tata letak perusahaan. Untuk
menetapkan tata letak suatu usaha diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan
dan disiplin ilmu. Berbagai kriteria yang ikut dipertimbangkan dalam menentukan lokasi usaha antara lain :
ketersediaan lahan, bahan baku, energy, aksesbilitas, transportasi, upah buruh,
jaminan keamanan, daya seral pasar lokal, stabilitas politik, dan sarana
penunjang lainnya.
Bab II
Pembahasan
A.
Pengertian Tata letak
Tata
letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara
jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas,
biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan.
Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang
telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang
cepat.
Hal
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah:
·
Utilisasi ruang, peralatan, dan
orang yang lebih tinggi
·
Aliran informasi, barang atau orang
yang lebih baik
·
Modal karyawan yang lebih baik, juga
kondisi lingkungan kerja yang lebih aman
·
Interaksi dengan pelanggan/klien
yang lebih baik
·
Fleksibilitas
Untuk
mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manager melatih silang
karyawan, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel
kerja berdekatan, dan menggunakan peralatan kecil yg mudah dipindahkan.
B. Jenis-jenis
Tata Letak
1. Tata
Letak Kantor
Adalah
cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang
membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi.
Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi.
2. Tata Letak Toko Eceran
Merupakan
sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon
pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan
dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen.
Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada
konsumen sebanyak mungkin.
Ada
lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
·
Tempatkan barang-barang yang sering
dibeli di sekitar batas luar toko.
·
Gunakan lokasi yang strategis untuk
produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan besar seperti kosmetika,
asesories.
·
Distribusikan “produk kuat” yaitu
yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong
dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
·
Gunakan lokasi ujung lorong karena
memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
·
Sampaikan misi toko dengan memilih
posisi yang menjadi penghentian pertama bagi konsumen.
3.
Tata Letak Gudang dan Penyimpanan
Tujuan
tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal
antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang
dalam gedung. Sebagai konsekuensinya adalah memaksimalkan penggunaan sumber
daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan biaya
perawatan material rendah.
Cross-Docking
Cross-docking
adalah menghindari penempatan material atau barang-barang dalam gudang dengan
langsung memprosesnya saat diterima. Artinya bahan dipindahkan langsung dari
penerima untuk pengiriman dan tidak ditempatkan dalam penyimpanan di gudang.
Karena aktivitas ini tidak menambah nilai pada produk, jika dihapuskan,
penghematan biayanya akan sebesar 100%. Walaupun Cross-Docking mengurangi biaya
penanganan bahan, persediaan, dan fasilitas, namun hal ini memerlukan
penjadwalan yang ketat dan juga identifikasi produk yang datang secara akurat
dengan sistem barcode.
Random Stocking
Automatic
Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode, mengerjakan
identifikasi barang secara akurat dan cepat. Jika AIS dipadukan dengan sistem
informasi manajemen yang efektif, maka manajer operasi dapat mengetahui jumlah
dan lokasi setiap unit yang ada. Sistem random stocking yang terkomputasi
meliputi tugas-tugas berikut:
·
Membuat daftar lokasi “terbuka” atau
yang tersedia.
·
Membuat catatan persediaan sekarang
secara akurat dan juga lokasinya.
·
Mengurutkan barang-barang dalam
urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk
“mengambil” pesanan.
·
Menggabungkan pesanan untuk
mengurangi waktu penjemputan.
· Menugaskan barang atau sekumpulan
barang tertentu, seperti barang-barang yang sering digunakan pada wilayah
gudang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan.
·
Secara acak, sistem perhitungan
persediann dapat meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan menurunkan biaya,
tenaga kerja, tetapi membutuhkan catatan yang akurat.
Customizing
Walaupun
gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil mungkin dan menyimpannya dalam
waktu sesingkat mungkin, sekarang, permintaan yang ada adalah bagaimana gudang
dapat mengustomisasikan produk. Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai
produk ditambahkan melalui kustomisasi. Kustomisasi gudang biasanya merupakan
cara yang baik dalam menghasilkan keunggulan bersaing pada pasar di mana
terdapat perubahan produknya terjadi sangat cepat. Saat ini, semakin banyak
gudang yang ditempatkan bersebelahan dengan bandara besar, seperti dalam fasilitas
yang dimiliki oleh terminal Federal Express di Memphis. Menambahkan nilai
gudang yang bersebelahan dengan bandara besar memungkinkan dilakukannya
pengiriman dalam satu malam. Aktivitas penambahan nilai seperti ini pada
“gudang semu” mengontribusikan strategi-strategi kustomisasi, biaya rendah, dan
respons cepat.
4.
Tata Letak dengan Posisi Tetap
Pada
tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan
peralatan datang ke tempat tersebut. Jika tidak dikembangkan dengan baik, tata
letak ini akan bertambah kerumitannya dikarenakan tiga factor. Pertama,
terbatasnya tempat pada semua lokasi produksi. Kedua, setiap tahapan yang
berbeda pada proses konstruksi membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena itu
banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga, volume
bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.
Karena
permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi,
strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di
luar lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
5.
Tata Letak Berorientasi Proses
Tata
letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani
beragam barang atau jasa secara bersamaan merupakan cara tradisional untuk
mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di
saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan
pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang
berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan
variasi tinggi.
Pada
tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen. Dengan
penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat
keuntungan, antara lain :
·
Biaya penanganan bahan baku menjadi
minimal.
·
Penggunaan ruangan yang efisien.
·
Mencegah terjadinya kemacetan aliran
bahan.
·
Penggunaan tenaga kerja yang
efisien.
·
Mengurangi waktu yang diperlukan
dalam proses pabrikasi atau untuk melayani konsumen.
6. Tata Letak Sel Kerja
Pengaturan
sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya
tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka
dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam
membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena
itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang
sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
·
Mengurangi persediaan bahan setengah
jadi
·
Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit
·
Mengurangi persediaan bahan baku dan
barang jadi
·
Mengurangi biaya tenaga kerja
langsung
·
Mengurangi modal pada mesin dan
peralatan
7.
Tata Letak Berorientasi Produk
Tata
letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga
produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi
yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan
adalah:
·
Volume yang ada mencukupi untuk
utilisasi peralatan yang tinggi.
·
Permintaan produk cukup stabil untuk
memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
Terdapat
dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan
perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti
ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly
line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan
stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua
kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan
suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk
mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi.
Keuntungan
utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
· Rendahnya biaya variabel per unit
yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume
tinggi.
·
Biaya penanganan bahan yang rendah.
·
Mengurangi persediaan barang
setengah jadi.
·
Proses pelatihan dan pengawasan yang
lebih mudah.
·
Hasil keluaran produksi yang lebih
cepat.
Kelemahan
tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
· Dibutuhkan volume yang tinggi,
karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar.
· Adanya pekerjaan yang harus berhenti
pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga
terganggu.
· Fleksibilitas yang ada kurang saat
menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda.
Bab III
Kesimpulan
Tata
letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang
efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan
perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Jika
tidak dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan bertambah kerumitannya
dikarenakan tiga factor. Pertama, terbatasnya tempat pada semua lokasi
produksi. Kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi membutuhkan
bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan
proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis sesuai
perkembangan proyek.
Sebuah
tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya aliran bahan, manusia dan
informasi di dalam-atau-antar wilayah. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam
tata letak, para manager melatih silang karyawan, merawat peralatan, menjaga
investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja berdekatan, dan menggunakan
peralatan kecil yg mudah dipindahkan.
Daftar
Pustaka
Heizer,
Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar