Rabu, 30 April 2014

Situs Gunung Nagara Sancang Garut (NYUKCRUK GALUR MAPAY RARATAN SILIWANGI)





DALAM peradaban tatar Sunda, Kabupaten Garut pada umumnya, khususnya wilayah Garut selatan kurang begitu diperhatikan. Terlebih jika dikaitkan dengan kerajaan atau dengan isu penyebaran ajaran Islam. Sebab, dipungkiri ataupun tidak, di wilayah Kabupaten Garut tidak pernah berdiri kerajaan besar sekaliber Galuh Pakuan, Sumedang Larang, Pajajaran, Kasepuhan dan Banten. Akan tetapi, realitas tersebut tidak menutup kemungkinan kalau di wilayah Garut pernah berdiri kerajaan kecil yang dijadikan basis penyebaran agama Islam di wilayah Garut Selatan yang terjadi sekira awal abad ke 13.
 

Situs Gunung Nagara (Hutan/Leuweung Sancang 3)

Berbicara tentang gunung, pikiran kita tertuju pada sebuah gunung cukup tinggi. Sebenarnya, Gunung Nagara bukanlah gunung dalam artian para pecinta alam. Ia lebih merupakan bukit yang memiliki keragaman flora cukup unik. Di tempat tersebut masih banyak terdapat pohon burahol, menyan, kananga, bintanu, kigaru, binong serta masih banyak jenis tumbuhan lainnya yang mungkin secara ilmiah belum dikenal, dan belum diketahui manfaatnya bagi kehidupan manusia. 


 
Kekayaan fauna juga dimiliki hutan Gunung Nagara. Kalau kebetulan, kita akan menemukan burung rangkong (Buceros rhinoceros) yang sedang asyik berduaan bersama pasangannya di atas pohon yang cukup tinggi. Tubuhnya yang cukup besar diperindah dengan mahkota. oranye di atas kepalanya. Bagi yang pertama kali menemukan burung ini, mungkin akan merasa aneh, sebab ketika burung tersebut akan terbang, biasanya memberi aba-aba dengan suara “gak” yang keras mirip suara monyet. Lantas, ketika sudah tinggal landas, kepakan sayapnya mengeluarkan suara yang dramatis. Selain burung Rangkong, masih terdapat hewan langka lainnya semisal kambing hutan, landak, kucing hutan, macan kumbang, walik, surili, dan beragam jenis kupu-kupu.

Secara geografis Gunung Nagara berada dikasawan Hutan (Leuweung dalam bahasa Sunda) Sancang 3. , ia terletak di wilayah Desa Sukanegara-Cisompet-Garut. Menuju daerah tersebut relatif gampang, dari terminal Garut kita hanya tinggal naik elf jurusan Pamengpeuk-Garut dengan membayar ongkos RP. 25.000,00, atau jika berangkat dari Bandung, kita tinggal naik bus tiga perempat jurusan Bandung-Pameungpeuk dengan membayar ongkos Rp 30.000,00 (Hasil survey harga Januari 2014). Kita minta diturunkan di Desa Sukanegara-Cisompet. Dari Desa Sukanegara, bukit gunung Nagara sudah tampak begitu jelas dan indah.

 Bagi mereka yang baru mengunjungi tempat ini, bisa menemui Abah Olih (kuncen) untuk minta diantar. Perjalanan baru akan mendapat tantangan manakala kita mulai merayap mendaki jalanan setapak yang cukup terjal. Terkadang kita harus melewati jalanan yang kemiringannya mencapai 75 derajat, tidak akan dijumpai jalanan yang datar, kanan kiri jalan masih terdapat banyak pohon besar, sehingga walaupun kelelahan kita bisa beristirahat cukup santai. Perjalanan ini jika ditempuh dengan santai paling-paling memakan waktu sekira setengah jam. 


 
Sesampainya di puncak Gunung Nagara, secara langsung kita telah sampai di kompleks pemakaman. Tempat itu dikenal dengan pusaran ka hiji (kompleks pertama dikenal dengan nama Padepokan Gunung Nagara) yang di tempat ini terdapat dua puluh enam kuburan. Kuburan-kuburan tersebut relatif besar-besar. Setiap kuburan dihiasi batu “sakoja” dan batu nisan. Dinamai sakoja, karena batu tersebut berasal dari sungai Cikaso diambil dengan menggunakan koja (kantong). Kalau kita perhatikan secara seksama, komplek pekuburan tersebut tersusun secara rapi membentuk sebuah struktur organigram. Lima belas meter ke arah utara, terdapat kuburan yang dikenal dengan pusaran kadua. Di tempat ini hanya terdapat dua kuburan. Sekitar dua kilometer ke arah utara, terdapat kuburan yang dikenal dengan pusaran katilu yang hanya terdiri dari dua kuburan. Konon kabarnya, kuburan ini merupakan kuburan Embah Ageung Nagara dan patihnya.

 
Menurut Kepala Desa Sukanegara, tiga pusaran tersebut melambangkan Alquran yang terdiri dari 30 juz. Pusaran pertama yang terdiri dari 26 kuburan melambangkan bagian Mufassal (surat-surat) pendek, pusaran kedua melambangkan al-mi’un dan pusaran ketiga melambangkan sab’ul matsani. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan menambah kuburan. Lebih lanjut, ia mengatakan kalau pada pusaran pertama itu terdiri dari para pengikut/pengawal yang salah satu di antaranya perempuan, pusaran kedua diyakini sebagai makam asli Prabu Kian Santang (Eyang Brajasakti) dan istrinya Ratu Gondowoni, dan pusaran ketiga merupakan kuburan Prabu Siliwangi dan patihnya. Sebenarnya, jika kita mau melanjutkan perjalanan ke arah utara, kita akan menemukan sebuah kuburan yang terpisah, konon kabarnya kuburan tersebut merupakan kuburan seorang berbangsa Arab (Syeh Abdal Jabar).

Lebih jauh, menurut Abdul Rasyid, sebenarnya situs Gunung Nagara terdiri atas beberapa peninggalan dalam bentuk barang. Namun sayang, naskah aslinya terbakar manakala gorombolan (DI/TII) menyerang Kampung Depok, sedangkan beberapa naskah lainnya yang tersisa dan barang-barang peninggalan sudah menjadi milik orang Tasik. Barang-barang yang masih ada, terpencar diperseorangan. Bagi para peziarah yang terbiasa melakukan semedi, disyaratkan baginya untuk melakukan ritual mandi di Sumur Tujuh. Sumur tersebut berada sekira setengah kilometer ke arah lembah. Sumur itu berada tepat didekat sungai kecil. Sebenarnya, sumur itu merupakan kubangan-kubangan kecil akibat dari resapan air.

Legenda Kian Santang

Banyak hutan di Jawa Barat memiliki nilai legendaris. Selain menjadi penyangga utama lingkungan, hutan-hutan tersebut juga menjadi sumber folklor atau cerita rakyat, yang tercatat dalam dongeng, kepercayaan lokal, babasan, dan paribasa. Kawasan selatan Garut memang memiliki hutan legendaris, yaitu Leuweung Sancang. 

Banyak kisah mengandung kepercayaan (mitos) yang menganggap Sancang sebagai tempat tilem (menghilang) Prabu Siliwangi. Menurut cerita rakyat yang berhasil dikumpulkan oleh panitia Hari Buku International Indonesia yang diprakarsai Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 1972, Prabu Siliwangi mubus (kabur menyelinap) ke arah selatan karena dikejar-kejar anaknya, Kiansantang, agar masuk Islam. Tiba di Hutan Sancang, ia bersama pengikut setianya menghilang. Prabu Siliwangi mindarupa (berubah wujud) menjadi harimau putih, sedangkan pengikutnya menjadi harimau belang manjang yang disebut maung Sancang. Warna garis-garis hitam horizontal yang memanjang dari arah kepala ke bagian ekor membedakan maung Sancang dengan maung Lodaya, penghuni asli Sancang yang bergaris-garis hitam vertikal. Konon harimau putih jelmaan Prabu Siliwangi bersemayam di sebuah goa besar bernama Guha Garogol dan sesekali merenung menyendiri di puncak Karang Gajah di dekat muara Sungai Cikaingan. Adapun maung Sancang mendiami rumpun-rumpun kayu kaboa, sejenis pohon bakau, yang hanya terdapat di pantai Samudra Hindia kawasan Sancang.

Menurut sebagian besar masyarakat Sukanegara, Situs Gunung Nagara erat kaitannya dengan penyebaran Islam diwilayah Garut Selatan yang disebarkan atas jasa Prabu Kian Santang. Malahan diklaim kalau sesungguhnya daerah Leuweung Sancang merupakan tempat peristirahatan terakhir Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja Ratu Haji (Maharaja Pajajaran yang terkenal), sehingga begitu melegenda kalau di leuweung tersebut terdapat harimau jadi-jadian, bekas pasukan Prabu Siliwangi. Sementara itu, walaupun terdapat daerah yang diklaim sebagai tempat peristirahatan terakhir Prabu Siliwangi, penduduk Garut selatan meyakini bahwa kuburan asli Prabu Kian Santang itu berada di kompleks pemakaman Gunung Nagara.

Menurut mereka, keberadaan kuburan lainnya hanya merupakan tempat persinggahan Prabu Kian Santang. Misalnya saja pemakaman Godog di daerah Suci-Karangpawitan-Garut. Mereka menyatakan kalau sesungguhnya di tempat tersebut Prabu Kian Santang hanya tinggal berkontemplasi merenungi kekeliruannya dalam melakukan sunat terhadap orang yang masuk Islam. Oleh sebab itu, tempat tersebut dinamakan “Godog” yang mengandung arti tempat penyucian jiwa atau dalam istilah pewayangan “Kawah Candradimuka”, dan karenanya pula tempat ketika ia turun dari daerah tersebut dinamakan “Suci”, yang berarti setelah melakukan kontemplasi ia kembali pada kesucian yang kemudian melanjutkan perjalanan menuju Garut Selatan. 
 
Pengamat sejarah Deddy Effendie menyatakan, sebagian besar buku sejarah Indonesia tentang penyebaran agama Islam di Tatar Sunda dihubungkan dengan tokoh Fatahilah sebagai utusan Demak, yang diidentikan dengan Sunan Gunung Jati keponakan dari Prabu Walangsungsang pendiri Kesultanan Cirebon ketika pemerintahan Padjadjaran dikuasai Prabu Surawisesa atau Ratu Sanghiang (1521-1535 M).

Surawisesa pamannya Sunan Gunung Jati sedangkan Sunan Gunung Jati adalah cucu Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Sri Sang Ratu Dewata Kajayaan Padjajaran di Pakuan Padjadjaran, dari Lara Santang yang sejak balita mendapatkan pendidikan Islam dari ibunya Subanglarang, ujar Deddy Effendie kepada garut.go.id di Garut, Selasa.

Beliau menyebutkan, Istri Prabu Siliwangi yang dikenal Nyi Mas Ambetkasih, Nyi Mas Subanglarang dan Nyi Mas Kentringmanik Mayang Sunda (Adik dari Pangeran Amuk Barugul Putra Mahkota Sunda). Subanglarang melahirkan tiga orang anak terdiri Rakeyan Santang Parmana, Walangsungsang dan Lara Santang, kemudian Kentringmanik Mayang Sunda melahirkan putra Mahkota yang menjadi Raja Padjadjaran generasi kedua yakni Prabu Surawisesa.
Sementara itu, Rakeyan Santang Parmana memiliki banyak nama antara lain Maulana Ifdil Hanafi, Haji Tan Eng Hoat, Haji Abdullah Iman atau Sunan Rohmat Suci atau Sunan Godok atau Kean Santang, Eyang Brajasakti. Tokoh inilah yang disebut-sebut dari sumber tradisi Garut sebagai putra Raja Padjadjaran (Prabu Siliwangi) yang berselisih paham tentang keyakinan agama, tapi akhirnya mereka bersepakat Kean Santang diberi keleluasaan untuk menyebarkan agama Islam di seluruh wilayah Kerajaan Padjadjaran, petilasan yang bertalian dengan Kean Santang berada di Godog Garut berupa makam, gunung Nagara berupa bekas pertahanan dan di Cilauteureun.

Menurut Deddy Effendie (berdasarkan sumber tradisi Garut), Hilman Hafid (Penulis buku "Nyukcruk Galur Mapay Raratan Siliwangi) dan Ir H. Dudung Fathirrohman (Berdasarkan informasi terbaru dari tokoh Ulama Mesir yang dikemukakan kepadanya)  menyatakan, Ali bin Abi Thalib dalam pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta dalam membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M) mendapatkan bantuan dari seorang tokoh asal Asia Timur Jauh. Maka jika meneliti naskah Pangeran Wangsakerta besar kemungkinan Tokoh dari Asia Timur Jauh itu adalah Prabu Kretawarman (561-628 M)Maharaja Tarumanagara generasi VIII yang memiliki dua orang putri, pertama Putri dari Calankanaya India, dan istri yang kedua berasal dari Sumatera (Putri Hijau) tidak memiliki anak sehingga mengangkat anak kemudian diakuinya sebagai anaknya sendiri bernama Brajagiri. Kretawarman merasa dirinya mandul, tahta Kerajaan diwariskan kepada adiknya Prabu Sudawarman padahal sesungguhnya tanpa disadari sempat memiliki keturunan dari anak seorang pencari kayu bakar (Wang Amet Samidha) Ki Prangdami bersama istrinya Nyi Sembada tinggal di dekat hutan Sancang di tepi Sungai Cikaengan Pesisir Pantai selatan Garut. Putrinya Nyimas Kanditha Setiawati dinikahi Kretawarman yang hanya digaulinya selama sepuluh hari, setelah itu ditinggalkan dan mungkin dilupakan.


Kanditha Setiawati merasa dirinya dari kasta sundra, tidak mampu menuntut kepada suaminya seorang Maharaja, ketika mengandung berita kehamilannya tidak pernah dilaporkan kepada suaminya hingga melahirkan anak laki-laki yang ditinggalkan ketika melahirkan. Anaknya oleh Ki Parangdami dipanggil Rakeyan mengingat keturunan seorang Raja, kelak Rakeyan dari Sancang itu pada usia 50 tahun pergi ke tanah suci hanya untuk menjajal kemampuan “kanuragan” Syaidina Ali(42) yang dikabarkan memiliki kesaktian ilmu perang/ ilmu berkelahi yang tinggi. Sumber lain mengisahkan bahwa setelah melahirkan putranya, Nyimas Kanditha Setiawati lebih memilih menyendiri ditepi pantai Sayang Heulang dalam perenungan hidupnya, sehingga suatu saat mendengar bisikan ghaib dari arah laut selatan tersebut. Hal ini yang dikaitkan dengan legenda Nyai Roro Kidul atau Putri yang bersedih dari Selatan. Sumber lain juga mengisahkan bahwa setelah Nabi Sulaeman AS wafat, Ratu Bilqis bertapa disuatu negara & bertemu dengan seorang Putri, yamg diangkat menjadi penguasa Laut Selatan.

Sumber lainnya menyebutkan (640 M) Rakeyan Sancang tidak sempat berkelahi dengan Syaidina Ali namun menyatakan kalah akibat tidak mampu mencabut tongkat Syaidina Ali yang hanya menancap di tanah berpasir. Sejak itulah Rakeyan Sancang menyatakan dirinya masuk Islam kemudian meneruskan berguru kepada Syaidina Ali, ujar Deddy effendie.

Di pesisir selatan wilayah Tarumanagara (Cilauteureun, Leuweung/hutan Sancang dan gunung Nagara) secara perlahan Islam diperkenalkan oleh Rakeyan Sancang yang ketika itu yang mau menerima Islam sedikit sekali. Upaya Rakeyan Sancang menyebarkan Islam terdengar oleh Prabu Sudawarman, yang dinilai bisa mengganggu stabilitas pemerintahan, timbulah pertempuran yang ketika itu Senapati Brajagiri (anak angkat Sang Kretawarman) turut memimpin pasukan. Rakeyan Sancang unggul, Prabu Sudawarman sempat melarikan diri yang dikejar Rakeyan Sancang, tapi tusuk konde Rakeyan Sancang jatuh pertempuran terhenti kemudian mereka saling menceriterakan silsilah sehingga ada pengakuan Rakeyan Sancang anak Sang Kretawarman. Peristiwa tersebut berkembang menjadi ceritera dari mulut ke mulut yang menyatakan Kean Santang mengejar Prabu Siliwangi untuk di Islam-kan.

Kisah Rakeyan Sancang itupun setelah sepuluh abad kemudian terungkap kembali, ketika Walangsungsang dari Cirebon menyusuri sungai Cimanuk sampai ke hulu sungai kemudian menemukan pedang yang disebut-sebut sebagai pedang Nabi Muhammad SAW, pedang itu milik Rakeyan Santang atau Kean Santang, pemberian Ali bin Abi Thalib ketika membantu Ali dalam peperangan menagakkan Syariat Islam, Walahualam, kata Deddy Effendie mengakhiri paparan telaahan sejarahnya itu.


Kisah lain juga menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib selain memberikan pedang Nabi Muhammad SAW, beliau juga memberikan tongkatnya (yang terbuat dari kayu Kokka) pada Kean Sancang sebagai kenang-kenangan. Oleh Kean Sancang tongkat tersebut disimpan dibagian lain hutan Sancang (Hutan/Leuweung Sancang 4). Seiring berjalannya waktu, karena mungkin karena faktor keseburan tanah didaerah hutan Sancang, tongkat Ali bin Abi Thalib yang terbuat dari bahan kayu Kokka itu tumbuh menjadi pohon yang kini dikenal dengan nama pohon Kaboa. 


Dari data-data sepintas tersebut, rasanya tidak terlalu berlebihan kalau sesungguhnya Gunung Nagara menyimpan rahasia yang harus segera dieksploitasi, baik bagi kepentingan pendidikan ataupun bagi kepentingan pariwisata. Hingga pertengahan tahun 1980-an, Hutan Sancang sebagai hutan tutupan suaka margasatwa masih terbilang utuh, tetapi pada tahun 1998 mengalami degradasi hebat seiring dengan penyerobotan dan pembalakan liar. Salah satu satwa liar penghuni Sancang, banteng, hilang lenyap tak berbekas. Mungkin satwa itu kabur ke arah Hutan Pangandaran yang masih cocok untuk habitat banteng atau mungkin bergelimpangan mati akibat dampak perusakan hutan. Nasib banteng Sancang sangat mirip dengan nasib banteng Cikepuh, Kabupaten Sukabumi, yang juga rusak terkena penyelewengan eforia reformasi.

Area Hutan Sancang kini menyempit karena sebagian terkena pembangunan jalur jalan lintas selatan. Kondisi keamanannya sangat rawan. Kekayaan flora dan faunanya juga sangat menyusut. Selain kehilangan banteng, Sancang juga kehilangan berbagai jenis burung langka, seperti rangkong dan julang, serta harimau, baik maung Sancang maupun maung Lodaya. Jenis kayu werejit yang getahnya mengandung racun keras ikut tumpas bersama kayu-kayu hutan tropis heterogen lainnya. Yang masih tersisa dari Hutan Sancang mungkin hanya legenda dan mitos, yang juga mulai tergerus waktu.


Laporan, Laporan Penelitian, Laporan Buku

Membuat laporan penelitian, skripsi, dan tesis merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa strata satu dan dua dalam rangka menerapkan, menguji, dan menemukan suatu teori untuk mendapatkan gelar sarjana, dan magister. Setelah mempelajari hal tersebut, mahasiswa diharapkan terampil membuat laporan, skripsi, dan tesis.

A. Laporan penelitian

Tridarma perguruan tinggi adalah pendidikan, pengabdian, dan penelitian. Dalam proses pendidikan termasuk di dalamnya pengajaran, dosen biasa memberikan tugas-tugas kepada mahasiswa, di antaranya laporan buku. Selain itu, selama masa kuliah, mahasiswa diwajibkan mengadakan pengabdian pada masyarakat yang biasa disebut Kuliah Kerja Nyata (KKN). Hasilnya dilaporkan pada lembaga tempat mereka menuntut ilmu. Untuk melengkapi persyaratan sebagai mahasiswa yang akan mendapat gelar sarjana, mereka diwajibkan mengadakan penelitian. Penelitian di perguruan tinggi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka mengembangkan, menguji, dan menemukan suatu teori. Hasil kegiatan tersebut harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal tersebut dilakukan bukan hanya oleh mahasiswa, tetapi juga oleh dosen. Jenis laporan yang biasa dikerjakan di perguruan tinggi ada empat, yakni laporan buku, laporan penelitian, laporan pengabdian pada masyarakat, laporan teknik. Adapun yang akan dibahas pada bab ini, yakni laporan buku, dan laporan penelitian.

1. Laporan Buku

Dalam rangka melengkapi perkuliahan, mahasiswa biasa ditugasi dosennya membuat laporan buku. Kegiatan tersebut, untuk menunjukkan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku yang dibacanya dan untuk mendemontrasikan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis, menarik inferensi, dan menilai sumber yang dibacanya. Laporan buku termasuk karya ilmiah, sehingga ada aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi. Menurut tim pembina bahasa UIN SGD (2006: 101), laporan buku memiliki kriteria sebagai berikut:
a.    sumber (buku yang dibaca) harus aktual, paling tidak, terbit dalam kurun waktu 5 tahun terakjiir;
b.    sumber lama dapat dibuat laporan apabila dinilai sangat mendasari kajian-kajian terbaru; dan
c.    sumber yang dilaporkan harus terpilih kualitasnya.
Sistematika laporan buku hampir sama dengan sitematika laporan-laporan lainnya, yakni pendahuluan isi laporan, simpulan, dan saran.

a. Pendahuluan

Dalam pendahuluan , maksud dan tujuan pembuatan laporan ditulis dalam bentuk narasi. Setelah itu, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tempat penerbitan, tahun terbit, cetakan atau edisi ke berapa, jumlah  halaman, dan jumlah bab. Ini semua merupakan keterangan teknis mengenai buku yang akan dilaporkan.

b. Isi

Isi laporan buku merupakan ringkasan isi buku yang dilaporkan. Bagian ini merupakan bagian inti dari laporan buku. Ringkasan harus terperinci bab demi bab dan ini sebagai isi laporan buku.

c. Simpulan

Isi simpulan berupa penilaian penulis terhadap isi buku yang dilaporkan, cara pendekatan, penyusunan, bahasa yang digunakan,teknik pencetakan, dan sebagainya; singkatnya simpulan merupakan penilaian mahasiswa terhadap kekurangan dan kelebihannya buku yang dilaporkan,

d. Saran

Saran sebenarnya tidak termasuk unsur laporan buku, tetapi kalau menghendaki, mahasiswa dapat menuliskan sarannya sebagai latihan untuk mengemukakan pendapat. Tentu saja pendapat mahasiswa akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikan dan kekritisannya. Selain itu, penilaian mahasiswa tingkat pertama akan jauh berbeda dengan penilaian mahasiswa tingkat akhir.

2. Laporan Penelitian

Laporan penelitian bertujuan memberitahukan kegiatan penelitian mulai proses penelitian yang menggunakan metodologi tertentu sampai temuan yang didapatkan. Dalam prosesnya, dilakukan pengumpulan data, percobaan-percobaan dan analisis data. Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk tulisan (laporan) berdasarkan tata tulis yang lazim dan memenuhi persyaratan yang diperlukan. Laporan penelitian sering disajikan dalam pertemuan ilmiah atau seminar untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain dan untuk mempertanggungjawabkan kebenarannya.

Format laporan penelitian ada dua, yakni format bebas dan format tetap. Dalam format laporan bebas jumlah bab serta isi masing-masing babnya tidak dibatasi. Format laporan tetap mengikuti peraturan tertentu mengenai jumlah bab dan isi tiap babnya.

Dua jenis laporan penelitian, yakni laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian kualitatif.

a. Laporan Penelitian Kuantitatif

Laporan penelitian kuantitatif disajikan secara lugas, tuntas, dan objektif. Laporan penelitian kuantitatif melaporkan objek penelitian, proses penelitian, hasil penelitian, serta simpulan penelitian. Laporan penelitian kuantitatif terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, bagian tubuh (isi), dan bagian penutup. Bagian pelengkap pendahuluan meliputi: halaman judul, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya.

Bagian tubuh (isi) meliputi:

BAB I Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah

B.    Rumusan Masalah

C.    Tuj uan Penelitian

D.    Hipotesis Penelitian (jika ada)

E.    Kegunaan Penelitian

F.    Asumsi

G.    Definisi Operasional BAB II LANDASAN TEORI

(Teori-teori yang terkait dengan masalah penelitian dapat dipecah menjadi beberapa subbab).

BAB III METODE PENELITIAN

A.    Rancangan Penelitian

B.    Populasi dan Sampel

C.    Instrumen Penelitian

D.    Pengumpulan Data

E.    Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.    Deskripsi Data

B.    Pengujian Hipotesis.

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

b.    Laporan Penelitian Kualitatif

Laporan Penelitian Kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara menyeluruh dan kontekstual. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif harus mampu memberikan gambaran yang utuh dan  kontekstual tentang topik yang diteliti (Saukah, 1996).

Sama seperti laporan penelitian kuantitatif, laporan penelitian kualitatif juga memuat tiga bagian utama, yakni bagian pelengkap pendahuluan, bagian tubuh (isi), dan bagian penutup. Bagian pelengkap pendahuluan berisi kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian tubuh (isi) berisi paparan keseluruhan proses penelitian. Bagian akhir berisi daftar rujukan atau daftar pustaka serta lampiran-lampiran. Lebih lanjut, Saukah (1996) menyebutkan, “ada tiga format laporan penelitian kualitatif, yakni format tetap, format semi bebas, dan format bebas”.
Alternatif ke-1 (Format Tetap)

BAB I PENDAHULUAN

A.    Konteks Penelitian atau Latar Belakang

B.    Fokus Penelitian (berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian)

C.    Landasan Teori

D.    Kegunaan Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian

B.    Lokasi Penelitian

C.    Sumber Data

D.    Prosedur Pengumpulan Data

E.    Analisis Data

F.    Pengecekan Keabsahan Temuan G    Tahap-Tahap Penelitian.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP
Alternatif ke-2 (Format Semi Bebas)
BAB I PENDAHULUAN

A.    Konteks Penelitian atau Latar Belakang

B.    Fokus Penelitian (berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian)

C.    Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI BAB III METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian

B.    Lokasi Penelitian

C.    Sumber Data

D.    Prosedur Pengumpulan Data

E.    Analisis Data

F.    Pengecekan Keabsahan Temuan G Tahap-Tahap Penelitian.

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN BAB VI PENUTUP

Alternatif ke-3 (Format Bebas)

BAB I PENDAHULUAN

A.    Konteks Penelitian atau Latar Belakang

B.    Fokus Penelitian (berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian)

C.    Metodologi Penelitian

D.    Landasan Teori.

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB III PENUTUP

Demikian tadi artikel mengenai laporan , laporan buku, dan laporan penelitian.

IT Forensik di dunia Cybercrime

IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik yang terdiri dari aplikasi dari ilmu pengetahuan kepada indetifikasi, koleksi, analisa, dan pengujian dari bukti digital.

IT Forensik adalah penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal. IT forensik dapat menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM, dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT Forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan , database forensik, dan forensik perangkat mobile.

Tujuan IT Forensik

Mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi. Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti (evidence) yang akan digunakan dalam proses hukum.

Mengamankan dan menganalisa bukti digital. Dari data yang diperoleh melalui survey oleh FBI dan The Computer Security Institute, pada tahun 1999 mengatakan bahwa 51% responden mengakui bahwa mereka telah menderita kerugian terutama dalam bidang finansial akibat kejahatan komputer. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu :
·         Komputer fraud : kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
·     Komputer crime: kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan  pelanggaran hukum.

Alasan Penggunaan IT Forensik

Dalam kasus hukum, teknik komputer forensik sering digunakan untuk menganalisis sistem komputer milik terdakwa (dalam kasus pidana) atau milik penggugat (dalam kasus perdata).

Untuk memulihkan data jika terjadi kegagalan atau kesalahanhardware atau software. Untuk menganalisa sebuah sistem komputer setelah terjadi perampokan, misalnya untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan apa yang penyerang itu lakukan.

Untuk mengumpulkan bukti untuk melawan seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh organisasi.

Untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimasi kinerja, ataureverse-engineering.

Pada tahun 2002 diperkirakan terdapat sekitar 544 juta orang terkoneksi secara online. Meningkatnya populasi orang yang terkoneksi dengan internet akan menjadi peluang bagi munculnya kejahatan komputer dengan beragam variasi kejahatannya. Dalam hal ini terdapat sejumlah tendensi dari munculnya berbagai gejala kejahatan komputer, antara lain:
·   Permasalahan finansial. Cybercrime adalah alternatif baru untuk mendapatkan uang. Perilaku semacam carding (pengambil alihan hak atas kartu kredit tanpa seijin pihak yang sebenarnya mempunyai otoritas), pengalihan rekening telepon dan fasilitas lainnya, ataupun perusahaan dalam bidang tertentu yang mempunyai kepentingan untuk menjatuhkan kompetitornya dalam perebutan market, adalah sebagian bentuk cybercrime dengan tendensi finansial.
·        Adanya permasalahan terkait dengan persoalan politik, militer dan sentimen Nasionalisme. Salah satu contoh adalah adanya serangan hacker pada awal tahun 1990, terhadap pesawat pengebom paling rahasia Amerika yaitu Stealth Bomber. Teknologi tingkat tinggi yang terpasang pada pesawat tersebut telah menjadi lahan yang menarik untuk dijadikan ajang kompetisi antar negara dalam mengembangkan peralatan tempurnya.
·         Faktor kepuasan pelaku, dalam hal ini terdapat permasalahan psikologis dari pelakunya.
·    Terdapat kecenderungan bahwasanya seseorang dengan kemampuan yang tinggi dalam bidang penyusupan keamanan akan selalu tertantang untuk menerobos berbagai sistem keamanan yang ketat. Kepuasan batin lebih menjadi orientasi utama dibandingkan dengan tujuan finansial ataupun sifat sentimen.

Elemen penting dalam penyelesaian masalah keamanan dan kejahatan dunia komputer adalah penggunaan sains dan teknologi itu sendiri. Dalam hal ini sains dan teknologi dapat digunakan oleh fihak berwenang seperti: penyelidik, kepolisian, dan kejaksaan untuk mengidentifikasi tersangka pelaku tindak kriminal.

Bukti digital (Digital Evidence) merupakan salahsatu perangkat vital dalam mengungkap tindak cybercrime. Dengan mendapatkan bukti-bukti yang memadai dalam sebuah tindak kejahatan, Bukti Digital yang dimaksud dapat berupa adalah : E-mail, file-file wordprocessors, spreadsheet, sourcecode dari perangkat lunak, Image, web browser, bookmark, cookies, Kalender.

Ada 4 Elemen Forensik:
1. Identifikasi bukti digital
2. Penyimpanan bukti digital
3. Analisa bukti digital
4. Presentasi bukti digital

Network Administrator merupakan sosok pertama yang umumnya mengetahui keberadaan cybercrime sebelum sebuah kasus cybercrime diusut oleh pihak yang berwenang. Ketika pihak yang berwenang telah dilibatkan dalam sebuah kasus, maka juga akan melibatkan elemenelemen vital lainnya, antara lain:
·   Petugas Keamanan (Officer/as a First Responder), Memiliki kewenangan tugas antara lain : mengidentifikasi peristiwa,mengamankan bukti, pemeliharaan bukti yang temporer dan rawan kerusakan.
·    Penelaah Bukti (Investigator), adalah sosok yang paling berwenang dan memiliki kewenangan tugas antara lain: menetapkan instruksi-instruksi, melakukan pengusutan peristiwa kejahatan, pemeliharaan integritas bukti.
·   Tekhnisi Khusus, memiliki kewenangan tugas antara lain : memeliharaan bukti yang rentan kerusakan dan menyalin storage bukti, mematikan(shuting down) sistem yang sedang berjalan, membungkus/memproteksi buktibukti, mengangkut bukti dan memproses bukti.

Barang bukti setelah disimpan, perlu diproses ulang sebelum diserahkan pada pihak yang membutuhkan. Pada proses inilah skema yang diperlukan akan fleksibel sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi. Barang bukti yang telah didapatkan perlu di-explore kembali kedalam sejumlah scenario yang berhubungan dengan tindak pengusutan, antara lain: siapa yang telah melakukan, apa yang telah dilakukan (Contoh : penggunaan software apa saja), hasil proses apa yang dihasilkan, waktu melakukan).

Secara umum, tiap-tiap data yang ditemukan dalam sebuah sistem komputer sebenarnya adalah potensi informasi yang belum diolah, sehingga keberadaannya memiliki sifat yang cukup penting. Data yang dimaksud antara lain : Alamat URL yang telah dikunjungi, Pesan e-mail atau kumpulan alamat e-mail yang terdaftar, Program Word processing atau format ekstensi yang dipakai,Dokumen spreedsheat yang dipakai, format gambar yang dipakai apabila ditemukan, ,Registry Windows, Log Event viewers dan Log Applications, File print spool.

Untuk melakukan proses forensic pada sistem komputer maka dapat digunakan sejumlah tools yang akan membantu investigator dalam melakukan pekerjaan forensiknya. secara garis besar tools untuk kepentingan komputer forensik dapat dibedakan secara hardware dan software Baik dari sisi hardware maupun software, tools untuk komputer forensik diharapkan dapat memenuhi 5 fungsi, yaitu :
1. Untuk kepentingan akuisisi (acquisition)
2. Validasi dan diskriminasi (validation and discrimination)
3. Ekstraksi (extraction)
4. Rekonstruksi (reconstruction)
5. Pelaporan(reporting).

Salah satu software yang dapat digunakan untuk kepentingan identifikasi perolehan bukti digital adalah Spy Anytime PC Spy dari Waresight.Inc. Kemampuan dari aplikasi ini antara lain adalah untuk monitoring berbagai aktivitas komputer, seperti: website logs, keystroke logs, application logs, screenshot logs, file/folder logs.

Untuk kepentingan penyimpanan bukti digital, salah satu teknik yang digunakan adalah Cloning Disk atau Ghosting. Teknik ini adalah teknik copy data secara bitstream image..Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk kepentingan ini adalah NortonGhost 2003 dari Symantec Inc.

Untuk kepentingan analisa bukti digital, salah satu aplikasi yang dapat digunakan adalah Forensic Tools Kit (FTK) dari Access Data Corp. FTK sebenarnya adalah aplikasi yang sangat memadai untuk kepentingan implementasi Komputer Forensik. Tidak hanya untuk kepentingan analisa bukti digital saja, juga untuk kepentingan pemrosesan bukti digital serta pembuatan laporan akhir untuk kepentingan presentasi bukti

Daftar Pustaka:

    http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13308/ITAuditForensic.pdf
    http://latifaulfah.blogspot.com/2010/05/it-forensik-audit-ti.html
    http://www.forensic-computing.ltd.uk/tools.htm
    http://arifust.web.id/2011/03/13/it-forensik-dan-it-audit/